Thursday, June 11, 2009

HUKUM PETANI

HUKUM PETANI

Setelah membaca artikel Hukum Petani ini secara keseluruhan, Penulisnya memastikan bahwa akan ada tiga hal yang akan terjadi pada Anda, yaitu:

1. Prinsip ini akan menjadi sangat jelas bagi Anda.
2. Anda akan benar-benar tahu apa yang sudah Anda kerjakan dengan benar.
3. Anda akan tahu apa saja yang telah Anda kerjakan dengan salah selama ini."

Hukum #1|Bila Anda menanam benih semangka, Anda akan mendapat buah semangka—Anda mendapatkan apa yang Anda tanam.

Dari hukum sederhana ini kita akan belajar beberapa hal:

1. Sebelum menanam apapun, pertama-tama kita harus memastikan MEMUTUSKAN apa HASIL yang kita ingin CAPAI
2. Lalu, kita harus mencari benihnya (dengan kata lain, kita harus MEMILIH aksi apa yang kita lakukan untuk MULAI)
3. Setelah kita tanam benihnya. Ini berarti bahwa kita harus mengambil tindakan dan mulai sesuatu.
4. Anda harus menanam TERLEBIH DAHULU. Anda tidak bisa berharap mendapat buah TANPA terlebih dahulu menanam. Ada URUTAN yang harus dilalui. Anda tidak dapat melupakan urutan ini! Tanam benih, lalu dapatkan buahnya.

Pekerjaan Rumah:
BUAH (hasil) apa yang Anda inginkan dalam karier (dan/kehidupan) Anda?
BENIH, apa yang harus Anda tanam untuk mendapatkan buah-buah tersebut beberapa tahun kemudian.

Hukum #2| Setelah menanam benih, Anda harus merawatnya. Perlu PROSES

Dalam hukum ini ada beberapa pelajaran yang sangat penting:

1.Setelah kita menanam benih, pekerjaan BELUM selesai! Masih ada beberapa hal yang kita HARUS LAKUKAN sebelum kita menikmati buahnya.

2. Kita perlu memberikan AIR untuk benihnya dan menyuburkan tanahnya. Hal ini memerlukan
Waktu
Usaha
Uang (perlu uang untuk menyuburkan tanahnya)

3.Walaupun kita masih belum dapat melihat buahnya, kita tetap meberikan air dan menyuburkan tanah dengan rajin! Seringkali, Anda harus terus-menerus mengerjakan hal-hal yang harus dilakukan walaupun belum melihat TANDA-TANDA dari hasil yang diharapkan. Anda tetap melakukan yang benar dan terbaik karena ada sesuatu yang sangat penting: HARAPAN dan KEYAKINAN.

4.Anda harus mencabut tanaman-tanaman penggangu, mengusir burung dan serangga. Jika tidak, Mereka akan merusak tanaman Anda sebelum siap dipanen. Seringkali dalam petualangan kita mencapai tujuan dan mimpi, “hama” dan “serangga” datang menggangu dengan komentar-komentar negatif dan menyebabkan kita meragukan kemampuan kita, bahkan bisa menyebabkan kita berubah pikiran dan menyerah! Siapakah diantara teman, rekan kerja dan Anggota keluarga Anda yang menjadi “hama” dan “serangga” ini? Apa yang Anda lakukan terhadap mereka? Apakah Anda metolerir mereka atau mengusir mereka? Petani tidak dapat mentolerir mereka. Bila tidak! Keluarganya akan kelaparan! Bagaimana dengan Anda?

5.Para Petani harus melakukan hal-hal ini (memberikan air, menyuburkan, membersihkan tanaman penggangu, mengusir hama dan serangga secara TERATUR dan DISIPLIN). Mereka tidak dapat melakukannya bila ingin saja. Suka atau tidak suka, ingin atau tidak, mereka harus melakukannya. Semua ini butuh konsistensi dan disiplin. Apakah Anda orang yang konsisten dan disiplin?


Hukum #3|Proses tidak bisa instan. Perlu Waktu

Dari hukum ini sederhana ini, kita dapat belajar beberapa pelajaran penting:

1.Bahkan bila sudah melakukan semua hal diatas, kita harus MENUNGGU agar tanaman itu bisa tumbuh dan buahnya matang. Bila semua ini sudah terjadi, barulah kita bisa memetik buahnya. Kita harus menunggu dengan SABAR. Prosesnya tidak bisa instan!

2.Ini disebut delayed gratificatio. Petani tahu bahwa ia harus bekerja keras saat ini agar dapat menikmati hasilnya pada hari esok. Ada WAKTU TUNGGU. Ia tidak bisa menikmatinya SAAT INI. Bila ia memetik buah yang belum matang, buah tersebut takkan memiliki nilai jual di pasar! Kita pun demikian, harus bersabar untuk mendapatkan buah yang matang. Kerjakanlah apa yang harus dikerjakan secara konsisten dan tekun, suatu hari nanti Anda pasti mendapatkan buah hasil kerja keras ini.


Hukum #4|Ada cara yang BENAR dan cara yang SALAH dalam melakukannya

Dari hukum sederhana ini, kita dapat mempelajari beberapa pelajaran penting:

1.Kebanyakan petani mempelajari apa yang harus dilakukan—bagaimana mempersiapkan tanah sebelum ditanami benih, bagaiamana dan kapan menanam benih, seberapa sering harus disiram dan diberi pupuk, pupuk macam apa yang digunakan, bagaimana mengusir hama dan serangga, pestisida mana yang harus digunakan, bagaimana memilih buah yang baik, dan buah yang seperti apa yang sudah siap untuk dipetik—dari pengalaman orang tua mereka. Saya ragu bila ada banyak petani yang melakukannya secara trial dan error. Kebanyakan petani belajar dari orang yang suda bisa melakukannya dengan baik.

2.Tentu saja, cara yang benar untuk melakukannya adalah pada orang yang sudah melakukannya dengan baik, untuk MENUJUKAN kepada kita bagaimana melakukannya sendiri. Seringkali, Anda harus mengeluarkan uang atau mengorbankan sesuatu untuk mendapatakan ilmu dari orang yang sudah berpengalaman tersebut. Yes, you have to PAY.

3.Cara yang salah adalah bertanya pada orang yang belum pernah melakukannya, atau yang sudah mencoba beberapa kali tetapi belum sukses. Cara lain adalah bertanya pada orang yang belum pernah melakukannya tetapi punya banyak ide dan pendapat. Seringkali, untuk bertanya pada orang-orang seperti ini tidak diperlukan uang dan pengorbanan, tetapi kualitas dari nasihat yang didapat belum terbukti—dan mungkin bisa berharga lebih mahal bila ternyata nasihat tersebut membuat Anda gagal.

4.Cara yang paling konyol adalah melakukan dengan coba-coba (trial and error). Mengapa harus coba-coba? Cara ini sangatlah mahal (uang dan usaha terbuang sia-sia!). Konyol bila Anda melakukannya secar trial dan error, padahal sudah ada orang yang pernah melakukannya dengan sukses, dan mungkin siap untuk berbagi dengan Anda. Toko buku penuh buku-buku bagus tentang orang-orang yang sukses melakukannya! Tanyalah pada ahlinya! Bayarlah bila perlu, karena nanti malah bisa menghemat uang dan juga usaha Anda di masa depan! Hal ini bisa sangat menghemat proses kurva belajar Anda! Inilah alasan mengapa orang-orang mengambil Franchise (bisnis bersistem), hal ini secara signifikan dapat mengurangi risiko dan akibat fatal dari trial and error.


Hukum #5|Waktunya panen (tapi tidak selalu)

Bila kita melakukan hukum 1,2,3 dan 4 benar, kita akan menikmati panen. Kenyataanya, seringkali kita sudah melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan dengan giat dan tekun, tapi tetap saja kita tidak bisa menikmati buah hasil kerja itu. Seperti halnya para petani yang menanam benih, menyirami, memberi pupuk, mebersihkan rumput-rumput liar, mengusir hama dan burung-burung, mempelajari ilmu yang benar dari petani lain, tetapi tetap saja ia belum dapat menikmati hasil panennya.

Mengapa? Perubahan cuaca yang mendadak (cuaca kadang bisa berubah dan sulit ditebak). Hal lain, bisa jadi karena ada penyakit yang menyerang seluruh benih. Maka dari itu, terkadang dalam kehidupan, walapun kita sudah melakukan semuanya dengan benar, Anda masih tetap belum dapat menikmati hasil panennya, karena hal-hal yang diluar dugaan mungkin dapat terjadi. Mengapa demikian? Ini adalah hukum dari bertani!

Hukum #6|Kurangi kerugian

Kadang-kadang sewaktu sang petani kehilangan seluruh tanaman atau benih akibat penyakit, ia memutuskan untuk mencabut dan membuang semuanya. Ia tidak MELANJUTKAN menyirami dan memberi pupuk pada benih atau tanaman yang sudah terkena penyakit. Ia mengurangi kerugian. Mengapa? Karena tindakan untuk menumbuhkan benih yang sudah rusak adalah tindakan yang membuang waktu, tenaga, dan energi! Sang petani tidak mendapatkan hasil yang sepadan dari benih yang sudah rusak. Bahkan, bila ia harus melanjutkan usahanya itu, kesuburan dan ruang tanahnya akan terpakai semua untuk benih rusak tersebut.

Jadi, kita harus belajar untuk mengurangi kerugian. Terkadang kita sudah mencurahkan segenap waktu dan tenaga untuk pelanggan prospektif, tetapi ia tetap memutuskan untuk membeli dari orang lain. Jika hal ini terjadi, lebih baik kita mengurangi kerugian. Lupakan dan lanjutkan usaha kita pada pelanggan lain. Memelihara pelanggan yang tidak bisa diharapkan cuma buang-buang waktu, usaha, uang, dan resourse Anda. Seperti halnya nanti akan ada waktu atu kesempatan lain untuk menanam benih baru, maka nantinya akan ada juga pelanggan-pelanggan baru potensial yang bisa Anda dapatkan. Jadi, jangan menangisi benih yang sudah rusak. Kurangi kerugian dan lanjutkan hidup Anda!

Hukum petani ini sama tuanya dengan alam. Ini adalah suatu kebijaksanaan (wisdom) yang telah bertahan selama berabad-abad. Hukum tersebut sudah dipegang oleh seluruh manusia selama ini dan telah terbukti berhasil untuk semua petani. Prinsip dan hukum ini juga akan berhasil untuk Anda. Jadi Anda harus memahami hukum ini dengan menganalisis:

1. Apa saja yang telah Anda lakukan dengan benar.
2. Apa saja yang telah Anda lakukan dengan salah.
3. Dan yang paling penting, setelah Anda mengerti nomor (1) dan (2), apa yang akan Anda lakukan untuk mengembakan performance dan menjadi lebih sukses dari sebelumnya?

JAMES GWEE T.H.,MBA, 2007, "Hukum Petani (Bagaimana Menjadi Tenaga Penjual yang Sukses)", Marketing 01/VI/Januari 2007, Pg.78-79